Ibadah puasa di dalam agama Islam dimaksudkan untuk pembinaan, baik rohani maupun jasmani bagi pemeluknya, wabil khusus bagi orang iman "mukmin". Dari segi rohani, ibadah puasa setidaknya mengandung nilai-nilai sebagai berikut :
- Menumbuhkan kesadaran, bahwa kita semua adalah sama-sama sebagai hamba Alloh Ta'alaa, karya cipta-Nya. Sehingga akan timbullah sifat untuk saling menghargai sesame, tidak merendahkan atau tidak mengolok-olok orang lain, dan tidak bertindak semena-mena;
- Menanamkan kejujuran, betapapun rasa lapar dan haus yang kita rasakan tidak akan makan dan minum sekalipun tidak ada seorangpun yang melihatnya;
- Menumbuhkan rasa kasih sayang dan kedermawanan. Rasa lapar dan haus yang kita rasakan seringkali dapat menggugah kesadaran kita untuk menyayangi anak-anak yatim dan fakir miskin sekaligus menyantuni mereka, baik berupa berbuka bersama, sahur bersama sampai dengan memberi mereka zakat fitrah;
- Menanamkan kesabaran dalam menghadapi cobaan. Betapa orang yang berpuasa selalu berusaha menahan marah, menghindari pertengkaran sekalipun ia didhzolimi/dianiaya. Semua itu dilakukan semata-mata agar puasanya tidak batahl dengan didasari karena Alloh dan mencari pahala;
- Menumbuhkan sifat pema'af dan kesetiakawanan. Pertengkaran dan kedhzoliman yang kita hindari akan menumbuhkan sifat mema'afkan orang lain yang telah melakukan kesalahan terhadap kita, dan dapat merentangkan tali persahabatan yang kokoh terhadap siapa pun;
- Meredam sifat nafsu terhadap makanan, minuman, lawan jenis. Ketika kita sedang tidak berpuasa seringkali kita tidak merasa puas, tidak mau menahan diri. Akibatnya, kita menjadi tidak dapat mengontrol makanan, minuman, dan nafsu birahi, yang seringkali menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit. Tapi dengan berpuasa dapat menjadi sehat kembali. Summu Tashihu, puasa itu sehat;
- Melatih menggunakan akal sehat. Pada saat kita sedang tidak berpuasa seringkali kita mendahulukan emosi ketimbang akal sehat. Dengan berpuasa kita mulai membiasakan menggunakan akal sehat untuk mempertimbangkan segala hal yang akan kita perbuat. Jika itu suatu perbuatan positif, benar, bermanfa'at dan berpahala baik kita teruskan, namun jika perbuatan yang akan kita lakukan itu adalah suatu perbutan yang salah, berbahaya dan berdosa maka tahan, "STOP" dan hentikan!
- Menumbuhkan rasa syukur. Terkadang ketika kita sedang tidak sedang berpuasa kurang sekali mensyukuri nikmat sehat bisa makan dan minum berbagai makanan dan minuman. Tapi dengan berpuasa, ketika kita berbuka dengan semangkok kolak dan teh manis saja rasanya sudah sangat nikmat dan ketika berbuka terucap kalimat:
"Alloohumma Laka Shumtu Wa 'Alaa Rizqika Afthortu" artinya: "Ya Alloh, bagi-Mu aku berpuasa dan atas rezeki-Mu aku berbuka".
Atau
“Dzahabadhz Dhzomau Wabtallatil ‘Uruuqu Watsabatal Ajru Insyaa Allooh(u)” artinya “Telah hilang rasa haus, telah basah tenggorokan, dan pahala sudah tetap, Insyaa Alloh (jika Alloh menghendaki)”.
sumber : FB Keluarga Bahagia
- Menumbuhkan kesadaran, bahwa kita semua adalah sama-sama sebagai hamba Alloh Ta'alaa, karya cipta-Nya. Sehingga akan timbullah sifat untuk saling menghargai sesame, tidak merendahkan atau tidak mengolok-olok orang lain, dan tidak bertindak semena-mena;
- Menanamkan kejujuran, betapapun rasa lapar dan haus yang kita rasakan tidak akan makan dan minum sekalipun tidak ada seorangpun yang melihatnya;
- Menumbuhkan rasa kasih sayang dan kedermawanan. Rasa lapar dan haus yang kita rasakan seringkali dapat menggugah kesadaran kita untuk menyayangi anak-anak yatim dan fakir miskin sekaligus menyantuni mereka, baik berupa berbuka bersama, sahur bersama sampai dengan memberi mereka zakat fitrah;
- Menanamkan kesabaran dalam menghadapi cobaan. Betapa orang yang berpuasa selalu berusaha menahan marah, menghindari pertengkaran sekalipun ia didhzolimi/dianiaya. Semua itu dilakukan semata-mata agar puasanya tidak batahl dengan didasari karena Alloh dan mencari pahala;
- Menumbuhkan sifat pema'af dan kesetiakawanan. Pertengkaran dan kedhzoliman yang kita hindari akan menumbuhkan sifat mema'afkan orang lain yang telah melakukan kesalahan terhadap kita, dan dapat merentangkan tali persahabatan yang kokoh terhadap siapa pun;
- Meredam sifat nafsu terhadap makanan, minuman, lawan jenis. Ketika kita sedang tidak berpuasa seringkali kita tidak merasa puas, tidak mau menahan diri. Akibatnya, kita menjadi tidak dapat mengontrol makanan, minuman, dan nafsu birahi, yang seringkali menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit. Tapi dengan berpuasa dapat menjadi sehat kembali. Summu Tashihu, puasa itu sehat;
- Melatih menggunakan akal sehat. Pada saat kita sedang tidak berpuasa seringkali kita mendahulukan emosi ketimbang akal sehat. Dengan berpuasa kita mulai membiasakan menggunakan akal sehat untuk mempertimbangkan segala hal yang akan kita perbuat. Jika itu suatu perbuatan positif, benar, bermanfa'at dan berpahala baik kita teruskan, namun jika perbuatan yang akan kita lakukan itu adalah suatu perbutan yang salah, berbahaya dan berdosa maka tahan, "STOP" dan hentikan!
- Menumbuhkan rasa syukur. Terkadang ketika kita sedang tidak sedang berpuasa kurang sekali mensyukuri nikmat sehat bisa makan dan minum berbagai makanan dan minuman. Tapi dengan berpuasa, ketika kita berbuka dengan semangkok kolak dan teh manis saja rasanya sudah sangat nikmat dan ketika berbuka terucap kalimat:
"Alloohumma Laka Shumtu Wa 'Alaa Rizqika Afthortu" artinya: "Ya Alloh, bagi-Mu aku berpuasa dan atas rezeki-Mu aku berbuka".
Atau
“Dzahabadhz Dhzomau Wabtallatil ‘Uruuqu Watsabatal Ajru Insyaa Allooh(u)” artinya “Telah hilang rasa haus, telah basah tenggorokan, dan pahala sudah tetap, Insyaa Alloh (jika Alloh menghendaki)”.
sumber : FB Keluarga Bahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar